Selasa, 06 Juli 2010

الكلام

خير الكلام 1
- الاتحاد أساس النجاح
- الوقت أثمن من الذهب
- لن ترجع الأيام التى مضت
- كل شئ إذا كثر رخص إلا الأدب
- خير الأصحاب من يدلك على الخير
- خير الناس أحسنهم خلقًا و أنفعهم للناس
- موت الصالح راحة لنفسه و موت الطالح راحة للناس
- ليس الجمال بأثوابٍ تزيننا # إن الجمال جمال العلم والأدب
- مصا ئب قومٍ عند قومٍ فوائد # و بالله فاستعصم ولا ترج غيره
للإمام الشافعى
- و عين الرضا عن كل عيبٍ كليلة # كما أن عين السخط تبدى المساويا
- و لست بهيابٍ لمن لا يهابنى # و لست أرى للمرء ما لا يرا ليا
- فإن تدن منى تدن منك مودتى # و إن شأ عنى تلقنى عنك نائيًا
- علانا غنى عن أخيه حياته # و نحن إذا منا أشد تنانيا

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Senin, 05 Juli 2010

SERENADE KEPANITIAN SEKRETARIAT MUKTAMAR SEABAD MUHAMMADIYAH

28 Juni 2010 adalah awal dari ksibukan, kepanikan dan yang pasti pengabdianku tuk Muhammadiyah….. (ceilah…, kyaaaaaaaa……ganbatte). Lebih dari satu minggu aku berada di “markas” panitia penerimaan muktamar, bertugas bersama orang-orang “pilihan” (maklum para punggawa kampus…hahaha) ada mona (satu-satunya perempuan kelompok balada UMY, dan akhirnya jadi sasaran ke”usil”an kami..he) dan arfi dari isipol, trus supangat dari hukum, didi dan inda (sesepuh kami..hehehe) dari tekhnik, dan aku sendiri FAI poenya..:-).
Disana kita punya komandan utama yang bergelar SE “Sekretaris Eksekutif” penerima muktamar Muhammadiyah ( kerennya…-pake logat upin ipin-) yaitu mas Anang Masduki – sudah tdk asing bukan -. Selain itu kami juga punya komandan yang super sibuk dan super stress, sehingga virus itu pun melanda kami ber 6, yaitu mas Kamal, orangnya super cool tapi kadang sering eror dan bisa mncairkan suasana………. Apalagi jika ada tamu pengembira yang mintanya neko2 tentang pnginapan, maka kamipun akan dibuat stress olehnya. Selain 2 orang tersebut, dsana juga ada mas fai yang ngurus bulletin, trus mas lilik yang ngurus tamu peserta, mas dimas yang ngurus ploting pnggembira dan lain-lainnya (maaf yang gak ksebut…).
Saat pertama mnginjakkan kaki di markas melati wetan, pekerjaan yang terbayang adalah menerima tamu, cuap-cuap, nongkrong depan computer n pekerjaan sekretariatan yang lain, ternyata eh ternyata LEBIH DARI ITU..!!!, dan yang paling utama adalah menghitung, menata, menyiapkan co-card wat penggembira…..ough complicated. Selama beberapa hari kudu mondar-mandir tuk melayani permintaan yang sangat-sangat bejibun, ribuan co-card euy..:-). Belum lagi terkadang harus ambil plastik, tali n co-card di PWM yang sempat membuat motor inda terbatuk-batuk….karna saking beratnya….hehehe. baru dua hari dsana badan ini mulai terasa ngilu-ngilu, hampir aja tepar, tapi alhamdulilah karna suasana kerja disana yang gado-gado (antara enjoy, serius, sibuk plus panik), akhirnya semua pegal itupun hilang tak berbekas….
Aku hanya bertahan satu minggu lebih dikiiiit, tepatnya 30 Juni, mulai 1 juni aku pindah ke kampus trcinta UMY tuk tugas tukar mandat, karna kbetulan ditugasi tuk bantu koordinir para relawan. Dbagian tukar mandat ini aku berada diregional 12 berpartner bersama 3 orang wanita tomboy dari IPIEF, yaitu faiza (putrinya dosenku pak Yunahar Ilyas), zukhruf dan felisma (si penguasa 9 bahasa euy…hebat nian). 3 orang inipun mnjadi tumpuan tuk mnghadapi tamu-tamu asing yang bersliweran (maklum kami tugas wat para peninjau yang rata-rata para orang-orang hebat….sesuai dengan tema melintasi zaman, maka pninjaunya pun tdk hanya lintas daerah dan lintas Negara, tapi lintas benua…hohoho), bahkan regional sebelah pun (reg 11) yang dihuni giri, adly dan irwan pun memanfaatkan mereka…he. Dibalik kehebatan 3 orang ini (secara IC gt loch..) mereka trnyata juga sigap mnghadapi masalah, mskipun kadang akhirnya buatku pusing, karna akhirnya akan dilimpahkan kepadaku…heuh !!!, bahkan karna saking smangatnya (kbetulan siftnya bareng) si felisma pun akhirnya harus tepar dan hari berikutnya sakit…ckckck, hebat.. hebat..!!!.
Akhirnya tugas pun sekarang tlah usai, banyak pelajaran yang dapat kuambil selama tugas ini, bahkan memperluas jaringan dengan banyak kenal dgn orang2 hebat…!!!, like AM Fatwa, para rektor universitas2 di Ind, Malaysia, Thailand dan banyak lagi, tuk temen2 aku hanya bisa bilang I’M GLAD TO MEET N WORK WITH YOU GUYS..!!!!!!. jazakumullah, smoga ukhuwah ttp terjaga, salam

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

INDONESIA NEGERI HARAPAN EKONOMI ISLAM

Hal yang cukup mengejutkan di penghujung tahun ini adalah, terjadinya krisis di Dubai. Negara yang selama ini menjadi rujukan dan teladan bahkan bisa dikatakan sebagai kiblat dalam hal penerapan ekonomi Islam, dan dinilai telah berhasil dalam menerapkan ekonomi Islam di Negara nya. Dubai meskipun hanya sebuah Negara kecil telah berhasil menunjukkan kepada dunia dan negara-negara maju bahwa mereka mampu menyaingi mereka. Tentu hal ini membuat sebagian orang menjadi bertanya-tanya, apakah ada yang salah denagn ekonomi Islam.
Dubai memang bukan Indonesia. Menyamakan krisis yang terjadi di Dubai dengan krisis yang terjadi di Amerika Serikat tentu sangat tidak tepat. Memprediksi krisis Dubai akan menjadi fenomena umum pada industri keuangan syariah atau menganggapnya sebagai awal dari gagalnya industri syariah adalah sama salahnya.
Dubai hanya sebuah kota kecil di Uni Emirat Arab dan skala ekonominya pun jauh lebih kecil dibandingkan Amerika Serikat. Oleh karena itu, menyamakan krisis Dubai dengan krisis Amerika Serikat sungguh jauh api dari panggang.
Instrumen syariah hanya merupakan bagian kecil, bahkan sangat kecil, dari keseluruhan utang Dubai World. Oleh karena itu, menyimpulkan krisis Dubai sebagai awal gagalnya industri syariah juga keliru besar. Bila Indonesia secara umum dan secara khusus industri keuangan syariah Indonesia tidak banyak terpengaruh akibat krisis Amerika Serikat beberapa waktu lalu; memprediksi krisis Dubai akan banyak memengaruhi industri keuangan syariah Indonesia, jelas terasa berlebihan.
Ketika harga minyak melonjak, Dubai dan banyak negara Timur Tengah tiba-tiba kebanjiran likuiditas. Ekses likuiditas inilah yang mendorong pembangunan properti secara ambisius di Dubai. Dalam pelaksanaannya, Dubai ternyata dapat melakukan pembangunan itu tanpa harus menghabiskan ekses likuiditasnya karena pembangunan itu dapat dilakukan dengan menerbitkan surat berharga, sebagian besar surat berharga konvensional, dan sebagian kecilnya syariah. Sehingga, dari sisi penawaran, ekses likuiditas belum terserap habis.
Properti yang memang menjadi landmark dunia itu banyak dibeli oleh investor domestik dan terutama oleh investor asing. Dalam pelaksanaannya, para pembeli properti ini tidak membayarnya secara tunai karena memang lazimnya pembelian properti dilakukan secara cicilan. Sehingga, dari sisi permintaan, ekses likuiditas juga belum terserap.
Adanya kelebihan likuiditas dari sisi penawaran dan sisi permintaan ini telah mendorong pemilik dana mencari instrumen investasi lain. Naiknya harga minyak ternyata mendorong mereka untuk membeli minyak secara forward , yaitu membeli minyak dengan membayar saat ini dan akan diserahkan pada masa mendatang. Pada praktiknya, minyak itu akan dijual lagi sebelum jatuh tempo masa penyerahannya.
Fenomena baru ini telah mengubah penentuan harga minyak dunia. Sebelumnya, harga minyak mengikuti siklus sektor riil, ketika musim dingin harga minyak naik, ketika perang harga minyak naik. Jadi, harga minyak ditentukan oleh faktor-faktor di sektor riil. Pasar forward minyak memang telah ada. Namun, karena volumenya jauh lebih kecil, harga forward minyak menggunakan harga minyak riil sebagai benchmark.
Dengan banjirnya kelebihan likuiditas ke pasar forward minyak, harga minyak forward menjadi lebih dominan dalam penentuan harga minyak dunia. Ketika harga minyak forward telah jauh di atas harga minyak riil, pasar melakukan koreksi. Koreksi ini ikut memperparah krisis Amerika Serikat dan sekarang imbasnya terasa di Dubai.
Investor Dubai sebagian besar investor besar dan instrumennya relatif sophisticated . Sangat berbeda dengan nasabah Indonesia yang sebagian besar nasabah kecil, bahkan sangat kecil dan instrumennya sangat sederhana.
Bank syariah terbesar di Indonesia memiliki nasabah simpanan sejumlah 1,35 juta dan enam puluh persen di antaranya mempunyai saldo simpanan di bawah satu juta rupiah. Nasabah debitur bank itu hanya 75 ribu dan sebagian besar bersaldo di atas satu juta rupiah. Hampir seluruh dana disalurkan di dalam negeri. Profil nasabah ini menjadi profil umum di seluruh bank syariah di Indonesia.
Perbedaan yang sangat mendasar antara Dubai dan Indonesia ini yang menyebabkan kita tidak perlu khawatir berlebihan bahwa apa yang terjadi di Dubai akan terjadi pula di Indonesia. Mengharapkan kelebihan likuiditas di Dubai dan Timur Tengah akan mengalir deras ke Indonesia sebagai reaksi krisis Dubai, juga berlebihan. Dubai mempunyai country risk yang berbeda dengan country risk Indonesia.
Investor dengan visi investasi jangka panjang akan lebih memilih Indonesia atau Cina atau India karena kekuatan konsumsi domestik dan sumber daya alamnya. Investor dengan visi investasi jangka pendek akan lebih memilih investasi dalam instrumen keuangan karena sifatnya yang likuid dan imbal hasil yang tinggi.
Ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, pertumbuhan ekonomi Madinah memang tidak sebesar ekonomi Makkah yang memang sejak lama menjadi pusat dagang. Namun, dalam waktu singkat, ekonomi Madinah tumbuh sangat cepat. Pertama, karena meningkatnya populasi sehingga naik pula konsumsi penduduk Madinah. Kedua, karena banyaknya tanah kosong yang digarap oleh kaum Muhajirin sehingga produksi pun naik signifikan.

Banyak pihak mengharapkan Indonesia menjadi contoh keberhasilan ekonomi syariah sebagaimana bangkitnya ekonomi Madinah. Bukankah Rasulullah SAW pernah bersabda, ''Pemimpin masa depan akan datang dari Timur,'' dan bukankah Indonesia terletak di timur Makkah serta bukankah kita bangsa yang dipilih Allah menjadi umat Islam terbesar di dunia?. Tidak ada Negara manapun yang perkembangan ekonomi syariahnya sedinamis yang ada di Indonesia. Di Negara ini banyak bermunculan organisasi dan kelompok-kelompok diskusi ekonomi syariah, perkembangan lembaga keuangan syariah begitu pesat, maka pantaslah jika dunia Islam mengharapkan peran kita dalam memajukan ekonomi syariah.
Saat ini kita tengah memasuki fase 7 tahun ketiga dalam penerapan ekonomi syariah di Indonesia. Jika kita ibaratkan ekonomi syariah ini sebagai seorang anak, maka sebagaimana hadits Rasulullah SAW, maka fase ini adalah waktu dimana kita menjadi teman baik bagi anak. Artinya saat ini adalah fase “consolidation and take of phase”, saat untuk melakukan harmonisasi regulasi dan industri keuangan konvensional. Selain hal tersebut, fase ini juga menjadi masa untuk semakin menyebarkan institusi-institusi ekonomi syariah dan semangat ekonomi syariah keseluruh penjuru nusantara. By: raiez (disadur dari kolom analisis republika oleh : Adiwarman karim- dengan berbagai penambahan)

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

MENANTI KESERIUSAN PEMERINTAH DALAM MENDUKUNG EKONOMI SYARIAH

Saat ini pertumbuhan kuantitas perbankan syariah mengalami pertumbuhan yang signifikan di tahun 2010 ini, bahkan bisa dibilang tahun ini adalah tahunnya bank syariah. Hal ini bisa dilihat dari data yang dirilis oleh Adiwarman Karim dalam PKES, bahwa di tahun 2010 ini akan ada lima BUS (Bank Umum Syariah) yang akan berdiri melengkapi delapan Bank Umum Syariah yang sudah ada saat ini, yaitu Bank Syariah Mandiri (BSM), BRI Syariah, Bank Muamalat, Bank Danamon Syariah, Bank Permata Syariah, Bank Victoria Syariah, Bank Bukopin Syariah, dan BCA Syariah.
Ditengah semakin bertumbuhnya geliat ekonomi syariah salahsatunya ditandai dengan semakin tumbuhnya kuantitas perbankan syariah, maka sudah seharusnya pemerintah lebih memperhatikan dan memberikan perhatian yang serius terhadap ekonomi syariah. Selama ini perhatian dan keseriusan pemerintah dalam mendukung ekonomi syariah dirasa masih sangat kurang.
Salah satu bukti ketidakseriusan pemerintah dalam mengembangkan bank syariah adalah keberadaan Direktorat Perbankan Syariah (DPbs) Bank Indonesia (BI) yang dianggapnya terlalu kecil jika mengurusi bank syariah ditempatkan selevel direktorat.
Riawan Amin yang merupakan ketua Abisindo menegaskan untuk mengurusi kebijakan perbankan syariah di BI, minimal adalah selevel Deputi Gubernur Senior bukan level DPbs dengan demikian ghiroh perbankan syariah lebih jelas dan memiliki power yang kuat. “Jika yang terjadi adalah DPbs sangat kecil kekuatanya dalam mengembangkannya dan ini terjadi di BI,”paparnya. Maka sekali lagi kata, Riawan Amin, untuk mendukung pengembangan perbankan syariah diperlukan dukungan politik pemerintah yang sangat kuat jika tidak akan menjadi perbankan syariah mengalami jalan ditempat. Dengan adanya Deputi Gubernur Senior yang mengurusi dan mengelola perbankan syariah maka Perbankan Syariah akan dapat memainkan peran yang lebih signifikan dalam mendukung ekonomi bangsa.
Sementara Direktur Bank Syariah Bukopin, Eriandi mengatakan, selama ini dukungan BI terasa cukup untuk mengembangkan perbankan syariah terbukti BI rajin melakukan pameran-pameran Islamic finance dan melakukan sosialisasi iB, meski demikian dari apa yang dilakukan belum memberikan pengaruh yang signifikan.
Oleh karena itu, dukungan pemerintah yang salah satunya melalui peran BI haruslah lebih diperkuat untuk dapat lebih mengembangkan dan memperkuat peran ekonomi syariah dalam perbaikan dan penguatan ekonomi di Indonesia. Sudah saatnya ekonomi syariah dapat memainkan peran yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi negeri ini.

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO